Fortress Of Solitude

Ini hanya sebuah benteng, dimana semua rasa tersimpan. Dimana semua tumpah ruah dalam kata dan semua cerita yang tersisa untuk diceritakan.

My Photo
Name:
Location: Banda Aceh, Aceh, Indonesia

I'am a flying soul in the dark path of life. trying to touch the fantasy life as a human. I miss eternal...

Thursday, September 29, 2005

Ntah Dimana

Engkau adalah Timur,Barat,Selatan serta Utara. bagaimana aku bisa menghilangkan jejak langkah mu dalam tatakan hidup ini, jika setiap sudut ada wajahmu.walaupun perasaan itu sudah kukubur semalam di bagian belakang dari hatiku.Ada yang kupelajari darimu sebelum kau kulepas "pergi",bahwa cinta adalah perasaan, dan tak ada satu katapun mampu mendeskripsikannnya, karena cinta punya banyak bentuk di beda ruang serta waktu. Dan bagaimana merelakan sesuatu yang aku sendiri tak mampu menyentuhnya. Diri ini juga tak mampu lagi merasakannya. Ntah apa yang sedang bergemuruh dalam otakku, Kram dan berhenti.Rasanya ingin lari tanpa harus melihat kebelakang,terlalu gelap...ya terlalu gelap dan langkah ini terhenti ntah dimana

Saturday, September 24, 2005

Apa

Kalau dengan tidak melakukan apa-apa aku akan menang, mengapa aku harus melakukan sesuatu ke arah itu. Tumpukan naskah busuk yang tak lagi bertuliskan apa-apa dan berlumpur takkan bisa lagi terbaca oleh siapapun, karena memang semuanya telah mengantarkan aku menuju kegerbang yang aku tak tahu menyebutnya dengan nama apa.

Namun demikian, objek itu akan terus melakukan sesuatu untuk melangkahkan retak telapaknya, karena hanya aku yang bisa membalutnya dengan bara dalam jantung yang sebenarnya berdetak tak pada aturannya sekarang. Dan, Aku hanya akan membalut luka itu entah dengan perasaan apa hingga luka lain dan lebih dalam membekas ditempat lain yang belum tersentuh oleh siapapun.

Tuesday, September 13, 2005

Untuk Kau, Khayalanku.

Banyak yang harus kau pahami tentang sebab padi bisa menguning di sawah. Hari ini Kau telah meninggalkan itu sedikit. Tiada kata pamrih sebenarnya (dari Ku). Aku hanya ingin kau mencintaiku sedalam ketiadan Ku bersamamu yang mendorongmu untuk memekik ibarat seruni tertiup. Apakah orang tua yang membesarkan anaknya juga dikatakan pamrih ketika Ia ingin melihat anaknya menyayanginya? (tapi Aku bukan Orang Tua). Manusia lain memang seperti kereta kuda sebenarnya untuk Aku, Kau dan siapa saja. Merekalah yang telah mengantarkanku ke gerbang kegamangan hari ini. Bersama reruntuhan cakrawala, cobalah tatap kemana arah anak panah telah terlepas dari busurnya!, tepatkah di ulu hatiku, atau hanya meleset jauh dari busuknya kelopak mataku?

Mungkin masih banyak tumpukan naskah cerita tuhan yang harus ku selesaikan, entah dengan siapa Aku tak tahu. Ratap ini terus saja datang dari sebuah kekelaman yang berasal dari sesuatu yang tak pernah ku duga sama sekali. jauh diluar perkiraan, dan tak pernah tepat jika ku bayangkan. Aku hanya bisa melamunkan senja menarik jemariku kedalam tempayannya untuk kemudian memberiku sedikit minum. Karena yang paling Aku tahu bahwa cinta, nyamuk, darah dan planet ini sebenarnya bersaudara. Dalam kelopak udara bisa ku lihat betapa runcingnya sudut hatimu, yang telah membuat sudut baru dalam fikiranku untuk terus selalu mencarimu. Tapi hanya satu khayalan yang dapat menemukanmu di perbatasan tembok yang tinggi, ketika Kau merasakan betapa drama ini memang begitu pilu dan entah kapan berdenting indah.

Hari-hari yang ku tulis memang tak jauh dari dentangmu yang mengoyak-ngoyak fikiranku secara berkelanjutan dalam sebuah bentuk ketidakpastian. Dan, kalaulah sebuah kepastian akan meleburkan bentuk imajiner ini, maka tak dapat kubendung hujan kehancuran yang terus mendera dalam jiwaku yang tak memiliki sistem pengairan yang baik. Dan dapat dipastikan bahwa tahap selanjutnya adalah banjir. Tapi siapa peduli semuanya? karena mungkin dalam fikiranmu berkata bahwa Aku termasuk orang yang tak perduli jiwaku sendiri. Semua ini akan terus meruah dalam cinta yang mungkin tak kan pernah terwujud dalam perihnya masa Aku menunggu untuk menikmati semuanya dengan indah. Compang-campingnya penghargaanku juga telah merenggut sesuatu yang harusnya tak berakhir kemarin. Aku memang merasa mati tanpa Kau, dalam wujudnya yang mungkin belum bisa Kau pahami. Jika Aku terus menantikanmu, apakah masih ada tapak jalan untuk menujumu?, Aku tahu bahwa kerasnya hatimu telah meremukkan segala bentuk dasar yang Ku susun perlahan untuk kembali mencarimu. Aku terus menatapmu dalam keheningan yang membara ketika Aku tak lagi dapat menarik anggunnya jiwa dan jantungmu dalam hati, rasa, amarah dan pengharapanku tentang Kau. Maka apakah Aku harus pergi jauh dari batas hirupan nafasmu?.

Dan, Jika saat maut mengantarkan ajal untuk menyandingkanku dengan pencipta telah merangkak mendatangiku, dengan segenap kerelaan hati Aku kan pergi. Hatiku yang kebingungan ini akan membisikkan, "Aku selalu Cinta".
Written by : Altratimuri
untuk seseorang teman yang sangat mencintai wanita yang menyukai warna putih

Monday, September 12, 2005

Perempuan Yang Bersemedi Di Dunianya

Aku tersesat dalam dunia perempuan yang kucinta,disana Ia bersemedi dalam dunianya.Terduduk terpaku dalam lorong khayalan yang berjuta bentuk.Terlihat kaku dalam tanggis tanpa air mata dari luka dunia yang dibentuknya. Entah berapa lama dia terpekur dalam semedi yang ntah kapan berujung. Dalam kepenatannya memandang sebuah tujuan akhir dari semua, kekasih jiwaku akhir dari sesuatu adalah awal dari hal yang baru. hidup adalah pilihan, dan terlalu singkat untuk dilewati hanya dengan semedi tentang dia yang tlah berlalu. Cobalah untuk melangkah mungkin ada dunia yang lebih indah dari tempat semedi mu sekarang. Aku tak bisa menawarkan mimpi indah, tapi hanya sedikit kenyataan bahwa hidup ini indah takkala di jalani.dan yang kuulurkan adalah tangan cinta yang memegang bukan mengenggam,yang hanya membelai bukan memeluk erat.kita bangun sebuah rumah yang lengkap dengan jendela bagi pikiran mu bebas melayang tak terkungkung, dan sebuah pintu bagi tubuhmu bisa bergerak kesana kemari tanpa terkurung. Malam tak selalu gelap, dan siang tak selalu terang.